Pengertian dan peran Ulil Amri dalam Islam

Pengertian ulil amri secara bahasa atau etimologi, kata ulil amri terdiri dari dua suku kata yaitu; kata uli yang artinya memiliki dan al-amr yang artinya memerintah. Dalam Lisanul Arab, Ibnu Mandzur menguraikan bahwa maksud dari kata uli adalah memiliki. Dalam bahasa Arab, masih menurut Ibnu Mandzur, ia adalah kata tidak bisa berdiri sendiri, namun selalu harus berdampingan dengan kata yang lain (idhafah).

Sedangkan definisi al-amr adalah seseorang memimpin pemerintahan, bila ia menjadi amir bagi mereka. Amir adalah penguasa yang mengatur pemerintahannya di antara rakyatnya. (lihat; Lisanu Arab: 4/31)
Jadi, menurut istilah, kata ulil amri dapat didefinisikan yaitu; para pemilik otoritas dalam urusan umat. Mereka adalah orang-orang yang memegang kendali semua urusan. (lihat: Al-Mufradat, 25)
Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Para ulama mengatakan: Yang dimaksud dengan ulil amri adalah orang-orang yang Allah wajibkan untuk ditaati yaitu penguasa dan pemerintah. Inilah pendapat yang dipegang oleh mayoritas ulama salaf/terdahulu dan kholaf/belakangan dari kalangan ahli tafsir maupun ahli fikih dan selainnya.
Asbabbun nuzul surat an-Nisa ayat 83: “Padahal kalau mereka menyerahkannya kepada rasul dan ulil amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahui dari mereka (rasul dan ulil amri)” menjelaskan bahwa urusan yang melibatkan emosi masyarakat jangan membiarkan masyarakat yang menyimpulkan sendiri. Apalagi kemudian menyebarkannya dan saling silang pendapat diantara mereka tanpa ada kepastian mana yang harus dijadikan pegangan. Tentunya dikecualikan urusan fiqih yang lingkupnya ibadah pribadi dan memang sudah ditaqdirkan Allah swt sejak awal lahirnya umat ini terdapat ikhtilaf yang mubah diantara masing-masing ulama yang berkompeten. Akan tetapi urusan yang semestinya sama dan dilaksanakan bersama-masa, tidak sepatutnya jadi masalah yang tidak ada hentinya menggelisahkan masyarakat. Di antara urusan agama yang semestinya sama dan dilaksanakan secara bersama-sama itu adalah awal shaum Ramadhan dan penentuan hari raya. Berdasarkan tuntunan sunnah juga amaliah para ulama sepanjang sejarahnya, urusan awal Ramadhan dan hari raya itu tidak boleh diserahkan kepada masing-masing individu masyarakat, melainkan harus diserahkan kepada ulil amri.
Jika dibaca ayat diatas, dimana Allah swt berfirman: dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan atau pun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya, bila mudah difahami juga bahwa tidak semestinya masyarakat digelisahkan oleh fatwa individu-individu tertentu atau ormas-ormas tertentu yang pasti selalu berbeda terkait ketentuan awal Ramadhan dan hari raya ini. Bagi mereka yang merasa memiliki ilmu untuk memastikan kapan awal Ramadhan dan hari raya sudah semestinya menahan diri dahulu, jangan dahulu menyebarkannya, selain sebatas prediksi awal semata. Tunggu kepastian ulil amri agar Ramadhan dan hari raya bisa diamalkan serempak secara bersama-sama sesuai dengan sunnah.

0 Response to "Pengertian dan peran Ulil Amri dalam Islam"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel