CARA MUDAH MEMPELAJARI PELUANG TEORETIK PADA MATEMATIKA
Tahukah kamu, mengapa sebelum kick-off wasit
melambungkan koin dan bukan melambungkan dadu?
Ya, benar, karena koin tersebut dianggap adil untuk
mewakili kesempatan kedua kesebelasan.
Koin hanya akan memunculkan dua kemungkinan, yaitu
heads dan tails. Dengan demikian, salah satu kesebelasan pasti memenangi undian
dalam satu kali lambungan.
Berbeda dengan koin, dadu 6 sisi akan memunculkan
enam kemungkinan. Dengan demikian,belum tentu pemenang undian muncul dalam satu
kali pelambungan. Tentu dengan anggapan satu tim hanya boleh memilih satu sisi
dadu.
Dalam bahasa Matematika, jika dadu yang digunakan
untuk mengundi, dikatakan peluang sebuah kesebelasan hanya 1/6. Lebih rinci lagi, bilangan 1/6 itu dinamakan peluang teoretik kasus tersebut.
A. PENGERTIAN PELUANG
TEORETIK
Peluang teoretik adalah rasio dari hasil yang dimaksud dengan semua hasil yang mungkin
pada suatu percobaan tunggal. Jadi, peluang teoretik dapat ditentukan
meskipun percobaan tidak dilakukan. Peluang teoretik disebut juga peluang klasik
atau sering hanya disebut peluang.
Nilai peluang berkisar antara 0 hingga 1.
Jika peluang sebuah kejadian 0, artinya peluang tersebut tidak mungkin terjadi.
Sebaliknya, jika peluang sebuah kejadian 1, peluang tersebut pasti terjadi.
Perhatikan contoh peluang berikut.
Peluang muncul mata dadu 5 = 1/5
Peluang muncul mata dadu lebih dari 2 = 4/6 = 2/3
Peluang muncul mata dadu kurang dari 7 = 6/6 = 1
Peluang muncul mata dadu genap = 3/6 = 1/2
Peluang muncul mata dadu 8 = 0/6 = 0
Dari keterangan tersebut diketahui bahwa kisaran nilai peluang terletak dalam interval 0 sampai dengan 1. Kisaran nilai peluang tersebut digambarkan sebagai berikut.
B. FREKUENSI HARAPAN
Misalkan dilakukan percobaan pelambungan
dua keeping uang logam sebanyak 20 kali. Ternyata muncul sisi keduanya angka
(A,A) sebanyak 5 kali. Pelambungan diperbanyak hingga 100 kali. Ternyata sisi
keduanya angka (A,A) muncul sebanyak 28 kali.
Untuk mencari banyak kejadian tertentu
dalam suatu percobaan (seperti 5 dan 28 kali) dapat didekati dengan suatu nilai
yang disebut frekuensi harapan dan dinotasikan dengan fH.
Jadi, frekuensi harapan = banyak kejadian
yang diharapkan dalam suatu percobaan.
Perhatikan tabel. Oleh karena peluang
muncul sisi keduanya angka P(A,A) = 1/4 dan banyak percobaan 100, kamu pasti berharap
dalam 100 percobaan minimal muncul sisi angka = (1/4) × 100 = 25.
Dengan demikian, dapat diperoleh sebagai
berikut.
Misalkan suatu percobaan dilakukan
sebanyak N kali dengan peluang kejadian K adalah P(K), maka frekuensi harapan
kejadian K :
fH(K)
= P(K) × N
C. PELUANG KEJADIAN MAJEMUK
Kejadian majemuk adalah suatu kejadian yang terdiri atas beberapa kejadian. Misalkan
kejadian muncul mata dadu prima atau mata dadu genap pada pelemparan sebuah
dadu.
Berikut ini rumus peluang kejadian
majemuk.
Misalkan : P(A) = peluang kejadian A
P(B) = peluang kejadian B
P(A∩B) = peluang kejadian A dan kejadian B
Maka peluang kejadian A atau
kejadian B adalah :
P(A∪B) = P(A) + P(B) - P(A∩B)
dengan P(A∩B) = n(A∩B) / n(S)
Jika P(A∩B) = 0 maka kejadian A dan kejadian B disebut kejadian
saling lepas.
Dengan demikian, peluang kejadian saling
lepas dapat dirumuskan sebagai berikut.
P(A∪B) = P(A) + P(B)
D. HUBUNGAN ANTARA PELUANG
EMPIRIK DAN PELUANG TEORETIK
Secara garis besar, peluang empirik
dihitung berdasarkan percobaan yang telah dilakukan. Kemudian, hasil percobaan
tersebut digunakan untuk menentukan nilai peluang empirik.
Berbeda dengan peluang empirik, peluang
teoretik tidak dihitung berdasarkan percobaan. Peluang teoretik dihitung
berdasarkan kondisi alat atau bahan saja. Meskipun berbeda, peluang empirik dan
peluang teoretik saling berhubungan.
1. Menduga Hasil Percobaan
Misalkan kamu mempunyai satu uang logam. Kamu
akan melambungkan uang logam tersebut sebanyak 20 kali. Ingat, peluang
muncul angka (A) dalam satu kali pelambungan adalah 1/2. Begitu juga dengan peluang muncul gambar
(G).
Dengan demikian, sebelum melambungkan
uang logam kamu dapat menduga kemunculan angka (A) maupun gambar (G).
a.
Kemunculan angka = (1/2) × 20 = 10 kali
b.
Kemunculan gambar = (1/2) × 20 = 10 kali
Setelah kamu melambungkan uang logam
sebanyak 20 kali, apakah kemunculan angka tepat 10 kali? Apakah kemunculan
gambar juga tepat 10 kali? Belum tentu, mungkin saja tepat 10 kali, mungkin
juga tidak.
Kemunculan angka tidak akan lebih dari 20
kali, begitu juga dengan kemunculan gambar. Tentu karena pelambungan uang
dilakukan 20 kali saja. Jadi, tidak mungkin kemunculan angka atau kemunculan
gambar akan melebihi banyak pelambungan.
Pada dasarnya kamu dapat menebak berapa
saja kemunculan angka dan kemunculan gambar. Akan tetapi, dengan peluang
teoretik tebakanmu dapat lebih terarah.
2. Membandingkan Hasil
Percobaan dan Peluang Empirik
Misalkan kamu melambungkan uang logam sebanyak 20
kali. Hasilnya dicatat dalam tabel berikut.
Ternyata angka tidak muncul 10 kali,
melainkan 12 kali. Gambar muncul sebanyak 8 kali. Dengan demikian, peluang empirik
yang diperoleh adalah 12/20 atau 3/5 dan 8/20 atau 2/5.
Secara umum, semakin banyak percobaan
dilakukan, nilai peluang empirik akan semakin mendekati nilai peluang teoretik.
Konteks mendekati ini dapat berarti nilai peluang empirik bisa lebih dari nilai
peluang teoretik maupun bisa kurang dari nilai peluang teoretik.
Jadi, untuk n semakin besar, nilai
peluang empirik akan semakin mendekati nilai peluang teoretik.
CONTOH
1. Sekumpulan kartu berturut-turut diberi nomor 10 hingga 29. Jika 1 kartu diambil secara acak, tentukan peluang terambil kartu bernomor habis dibagi 3.
Jawab:
Kartu bernomor 10, 11, 12, 13, ..., 29
Jumlah kartu = n = 20.
Misalkan A = kejadian terambil kartu yang bernomor habis dibagi 3
A = {12,15,18,21,24,27}
n(A) = 6
P(A) = n(A) / n = 6 / 20 = 3/10
Jadi, peluang terambil kartu yang bernomor habis dibagi 3 adalah 3/10.
2. Sebuah percobaan dilakukan dengan melambungkan 2 uang logam sebanyak satu kali. Tentukan:
a. Peluang muncul satu gambar dan
b. Frekuensi harapan muncul satu gambar jika uang logam dilambungkan 32 kali.
Jawab:
a. Ruang sampel dari percobaan = {(A,A), (A,G), (G,A), (G,G)}sehingga n(S) = 4.
B = kejadian muncul satu gambar = {(A,G), (G,A)}
Diperoleh n(B) = 2
P(B) = n(B) / n(S) = 2/4 = 1/2
Jadi, peluang muncul satu gambar adalah 1/2.
b. fH(B) = P(B) × 32
= (1/2) × 32
= 16
Jadi, frekuensi harapannya adalah 16.
0 Response to "CARA MUDAH MEMPELAJARI PELUANG TEORETIK PADA MATEMATIKA"
Post a Comment