AYO BELAJAR EKOLOGI ORGANISME DENGAN SANGAT MUDAH DI SINI



Kita telah mengetahui bahwa kondisi abiotik dalam suatu daerah sangat menentukan keberhasilan hidup suatu organisme dan sebarannya. Kalau sekarang kita memperhatikan organismenya, maka kita akan melihat bahwa organisme akan berusaha mengatasi kendala yang muncul dari faktor abiotik supaya dapat bertahan hidup. Kegagalan dalam mengatasi faktor abiotik yang tidak baik baginya akan menyebabkan kegagalan dalam mempertahankan hidup. Kegagalan dalam mempertahankan hidup ini meliputi kegagalan melakukan reproduksi demi mempertahankan keberadaan jenisnya di alam, hingga kegagalan berupa kematian individu itu sendiri.

Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan hidup dan melakukan reproduksi mencerminkan keseluruhan toleransi organisme tersebut terhadap seluruh perubahan yang terjadi di lingkungannya. Dalam beberapa kasus, kemampuan bertoleransi terhadap suatu faktor dipengaruhi oleh faktor lain. Misalnya, pada suhu rendah beberapa organisme dapat hidup dengan kadar oksigen yang rendah, tetapi pada suhu tinggi, ketika laju proses kehidupan di dalam tubuh atau laju metabolisme meningkat, maka toleransi terhadap kandungan oksigen rendah menjadi menurun. Ia tidak mampu lagi hidup dengan kadar oksigen yang rendah.

Usaha tubuh untuk mempertahankan kondisi yang tunak dalam suatu lingkungan yang berubah-ubah dinamakan homeostasis. Kondisi tunak adalah kondisi yang tetap patuh menjalankan proses dan berlangsung terus-menerus. Berbagai cara dilakukan organisme untuk mengatasi hambatan atau kendala lingkungan, yaitu dengan perilaku, dengan penyesuaian fisiologis dan dengan penyesuaian morfologi.

A.      Tanggapan Perilaku
Tanggapan perilaku terhadap perubahan lingkungan dapat terjadi dengan segera. Pada hewan, tanggapan ini dibantu dengan adanya otot tubuh untuk melakukan suatu gerak. Tanggapan yang paling cepat dari kebanyakan hewan terhadap perubahan lingkungan yang tidak menyenangkan adalah berpindah ke lokasi lain. Perpindahan ini dapat bersifat lokal, dapat pula berpindah ke tempat yang jauh. Contoh perpindahan lokal adalah masuknya hewan yang liang ketika udara panas, atau perginya hewan ke tempat terbuka untuk berjemur ketika udara dingin. Beberapa hewan melakukan perpindahan yang jauh atau migrasi untuk menghindari perubahan cuaca yang tidak menyenangkan akibat pergantian musim. Ketika di belahan bumi utara sedang berlangsung musim dingin, beberapa hewan terutama burung, terbang jauh ke selatan, ke daerah yang sedang mengalami musim panas, begitu juga sebaliknya.

Beberapa hewan mengatasi keadaan lingkungan yang tidak menyenangkan dengan cara hidup berkelompok. Dengan hidup berkelompok, akibat merugikan dari lingkungan yang tidak menyenangkan dapat dikurangi. Dengan hidup berkelompok pula, panas tubuh yang terkumpul bersama dapat membantu menghangatkan badan ketika udara dingin. Lebah madu hidup berkoloni, dan dengan kepakan sayapnya lebah tersebut dapat membantu mendinginkan bagian dalam sarangnya di hari yang panas.

B.       Tanggapan Fisiologi
Tanggapan atau respons fisiologi suatu individu terhadap lingkungannya dapat dilakukan dengan cepat. Respons fisiologi juga dapat berubah setiap saat mulai dari hitungan detik hingga mingguan. Respons fisiologi juga ditujukan untuk mempertahankan kondisi tunak atau homeostasis. Kita dapat melihat respon fisiologi yang terjadi pada diri kita sendiri. Pada saat kita berada di lingkungan yang dingin sehingga tubuh merasa kedinginan, ada dua macam respons fisiologi yang terjadi, yaitu tubuh menggigil dan kulit berkerut. Menggigilnya tubuh disebabkan oleh adanya kontraksi otot. Kontraksi ini akan menghasilkan panas dan panas ini digunakan untuk menghangatkan tubuh.

Tentu saja tubuh kita memiliki kisaran toleransi fisiologi tertentu terhadap suhu dingin. Kulit berkerut akan mudah kita amati ketika kita memasukkan tangan kita ke dalam air dingin. Tubuh akan berusaha mengurangi kecepatan keluarnya panas dari tubuh karena menghadapi lingkungan yang dingin. Di lingkungan yang dingin tersebut pembuluh darah akan menyempit sehingga meminimalkan hilangnya panas dari tubuh. Reaksi ini terjadi dalam hitungan detik begitu kita berpindah ke tempat yang berudara dingin dari tempat atau kamar berudara panas.

Beberapa burung dan hewan lain tidak melakukan migrasi untuk menghindari musim dingin, tetapi cukup mencari liang atau lubang untuk tidur sepanjang musim dingin. Dengan tidur, tubuh tidak memerlukan banyak energi, dan kebutuhan energi selama tidur dapat dipenuhi oleh persediaan lemak yang tertimbun selama musim panas. Tidur di musim dingin semacam ini disebut hibernasi. Hibernasi berbeda dengan tidur biasa atau menghindarnya hewan dari udara panas dengan cara beristirahat di dalam liang. Pada tidur biasa dan pada peristiwa beristirahatnya hewan di liangnya, proses fisiologi di dalam tubuh tetap bekerja normal, walaupun mungkin saja lebih rendah dibanding ketika sedang aktif mencari makan. Ketika hewan atau manusia tidur seperti biasanya, kita masih mungkin dibangunkan. Pada hibernasi, proses fisiologi yang terjadi di dalam tubuh sangatlah rendah sehingga hanya diperlukan energi yang sangat rendah. Selain itu, pada waktu hibernasi ini, hewan tidak dapat dibangunkan sekalipun kita pegang. Hewan akan bangun dari tidur bila suhu udara telah hangat.

Respons fisiologi dapat mengakibatkan perubahan mendasar namun dapat kembali ke keadaan semula. Respons ini terjadi bila suatu organisme dibiasakan hidup pada suatu kondisi lingkungan selama jangka waktu tertentu, sehingga organisme tersebut terbiasa dengan kondisi itu. Peristiwa ini disebut aklimasi. Sebagai contoh adalah kecepatan renang pada ikan mas. Ikan mas dapat hidup normal dengan baik pada suhu air 25° - 30°C. Pada suhu ini kecepatan renangnya maksimal.

Bila dalam waktu tertentu ikan tersebut kita pelihara pada suhu air 30°, maka ikan tersebut dapat berenang dengan cepat pada suhu sekitar 30°, tetapi lambat pada suhu di bawah dan di atas 30°C. Kemudian kita pindahkan ikan tersebut ke suhu air yang lebih rendah secara bertingkat, yaitu mula-mula dipindahkan ke suhu 25°C, 20°C, dan terakhir pada suhu 15°C untuk jangka waktu tertentu. Bila kita ukur kecepatan renang pada suhu di bawah 15°C, pada 15°C, dan pada suhu 25°C, maka kecepatan renangnya yang tertinggi ternyata terjadi pada suhu 15°C. Pada suhu 25°C kecepatannya turun jauh lebih rendah dibanding ketika ikan tersebut dipelihara pada suhu sekitar 30°C. Hal ini terjadi karena ada pergeseran toleransi terhadap suhu. Ketika dibiasakan hidup pada suhu rendah maka ikan tersebut menjadi kurang toleran pada suhu tinggi, hal ini ditunjukkan dengan menurunnya kecepatan renangnya.

C.      Tanggapan Morfologi
Tanggapan morfologi atau tanggapan struktural terhadap lingkungan ada yang dapat kembali ke keadaan atau morfologi semula, ada juga yang tidak. Contoh tanggapan morfologi yang dapat kembali (reversibel) adalah berubahnya ketebalan rambut. Ketika musim dingin rambut menjadi tebal untuk menghangatkan tubuh, sehingga hilangnya panas tubuh menjadi berkurang. Sedangkan pada musim panas rambut kembali menjadi tipis. Tanggapan morfologi yang tidak dapat kembali (irreversibel) terjadi terutama bila perubahan morfologi tersebut mempengaruhi pertumbuhan. Organisme yang kekurangan makanan atau nutrisi pertumbuhannya tidak maksimal dan dapat menjadi kerdil. Bila masa pertumbuhannya telah lewat dan sudah menjadi dewasa ketika diberi nutrisi yang cukup pun organisme tersebut tidak akan tumbuh lagi.

0 Response to "AYO BELAJAR EKOLOGI ORGANISME DENGAN SANGAT MUDAH DI SINI"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel