PROSES BELAJAR MENGAJAR MENURUT JEROME S. BRUNER


Diloantarkannya Sputnik oleh Uni Sovyet ke ruang angkasa menyadarkan Amerika Serikat akan ketinggalannya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dan dengan sendirinya juga dalam pendidikan, science. dalam konperensi di Woods Hole berkumpul sejumlah sarjana yang paling ulung dalam bidangnya masing-masing serta para ahli pendidikan yang ternama untuk memikirkan kembali tentang kurikulum, apa yang harus diajarkan, kapan, bagaimana mengajarkannya, dan untuk apa harus diajarkan

Sebagai hasil konperensi itu lahirlah berbagai buku pelajaran yang sangat terkenal, yakni yang dihasilkan oleh PSSC (Physical Science Study Committee), S.M.S.G (School Mathematics Study Group), B.S.C.S (Biological Science Curriculum Study), dan lain-lain. Buku pelajaran itu lengkap dengan latihan-latihan laboratorium, film, buku, pegangan bagi pengajar, dan kursus latihan untuk guru. Jadi keistimewaan konperensi ini ialah turut sertanya ilmuwan yang paling terkemuka yang biasanya bekerja di universitas, dalam penyusunan kurikulum untuk sekolah dasar dan sekolah menengah.

Dengan tidak mengurangi pentingnya pendidikan anak sebagai keseluruhan, moral, sosial, maupun emosional, konperensi ini mengutamakan aspek intelektual.

Ada empat pokok utama yang dibahas dalam konperensi itu, yakni:

Peranan Struktur Dalam Belajar dan Cara untuk Mengutamakannya Dalam Mengajar

Tiap mata pelajaran atau disiplin mempunyai struktur tertentu. Struktur itu terdiri atas konsep-konsep pokok. Bila struktur itu dikuasai, maka banyak hal-hal lain yang berhubungan dengan itu dapat dipahami maknanya. Memahami struktur itu akan mempengaruhi cara berpikir seseorang sepanjang hidupnya, karena dapat ditranfer pada hal-hal lain.

Kesiapan untuk Mempelajari Sesuatu

Anggapan yang keliru tentang masa kesiapan anak untuk mempelajari sesuatu menimbulkan kerugian yang besar dalam perkembangan anak. Kesiapan ini ternyata jauh lebih cepat dari pada yang diduga sebelumnya. Bahkan dianggap bahwa dasar-dasar suatu mata pelajaran dapat diajarkan kepada setiap anak pada setiap usia dalam suatu bentuk tertentu. Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, Kesusastraan dapat diajarkan kepada kelas yang jauh lebih rendah daripada dahulu. Pada taraf permulaan pelajaran diberikan pada tingkat yang sederhana yang secara berangsur-angsur dapat ditingkatkan kepada yang lebih pelik.

Hakekat Intuisi Dalam Proses Belajar

Intuisi adalah kemampuan mental untuk menemukan hipotesis pemecahan masalah tanpa melalui langkah-langkah analisis. Intuisi memegang peranan penting dalam berpikir produktif, bukan hanya dalam dalam disiplin akademis, melainkan juga dalam menghadapi masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. 

Dorongan atau Motivasi Belajar dan Cara untuk Membangkitkannya

Secara ideal seorang anak harus mempunyai minat untuk sesuatu agar ia belajar dengan sungguh-sungguh. Minat serupa ini jauh lebih baik daripada dorongan yang timbul karena tujuan-tujuan yang ekstrinsik seperti mencapai angka yang baik, saingan dengan murid yang lain, dan sebagainya. Namun perlu diselidiki bagaimana caranya untuk membangkitkan minat serupa itu.

Selain keempat topik utama itu masih diperbincangkan hal-hal yang berkenaan dengan alat-alat belajar seperti film, televisi, mesin belajar, atau audio-visual dan lain-lain. Dalam hal ini tidak terdapat perbedaan pendapat. Semua berpendapat bahwa yang penting bukanlah alat pelajaran itu sendiri, melainkan guru yang menanganinya, karena guru itulah alat utama dalam hal mengajar. Yang mnejadi persoalan ialah, bagaimana cara membantu guru dalam menggunakan berbagai alat pengajaran yang ada.

Namun ada dua pendapat, yang manakah yang harus diutamakan, guru atau alat pelajaran. Bila guru diberi peranan  sebagai komentator yang memberi penjelasan tentang bahan yang telah disediakan dalam bentuk film, mesin belajar, televisi dan sebagainya, maka harus diadakan usaha yang besar-besaran dan sungguh-sungguh untuk mempersiapkan bahan itu dalam berbagai bentuk media komunikasi seperti film, rekaman, pelajaran  berprogram, dan sebagainya.

0 Response to "PROSES BELAJAR MENGAJAR MENURUT JEROME S. BRUNER"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel