Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi:
SMP Negeri 1 Nubatukan- Lembata- NTT
Lingkup Pendidikan:
Sekolah Menengah Pertama
Tujuan yang ingin dicapai:
Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran materi mengungkapkan pengalaman dan gagasan dalam bentuk cerita pendek dengan memperhatikan struktur dan aspek kebahasaan melalui pendekatan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Penulis :
Yoakim Make Making, S.Pd
Tanggal :
12 Januari 2023 (PPL 2)
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
Latar belakang dari praktik pembelajaran ini adalah peserta didik kelas IX belum mampu mengungkapkan pengalaman dan gagasan dalam bentuk cerita pendek dengan memperhatikan struktur dan aspek kebahasaan. Ada beberapa masalah yang muncul sebagai kesulitan dalam pembelajaran seperti:
- Kurangnya penguasaan kosa kata sehingga siswa sulit sekali menuliskan apa yang ingin ia tuangkan ke dalam teks cerpen. Struktur kalimat yang belum tepat. serta hubungan antara satu paragraf dengan paragraf lain atau unsur koherensi. Siswa kurang memahami unsur serta langkah-langkah menulis cerpen. Kebiasaan mengambil karya orang untuk dicatat kembali.
- Masalah sikap yang nampak pada peserta didik seperti : Peserta didik belum aktif dalam kegiatan berdiskusi. Peserta didik malu untuk menyampaikan hasil karya. Pada masing-masing kelompok terdiri dari 4/5 peserta didik, akan tetapi yang benar-benar bekerja atau berdiskusi hanya 2/3 orang saja, yang sisanya hanya dukuk acuh tak acuh.
- Selain itu kurangnya penggunaan TPACK dalam kegiatan pembelajaran, kurangnya pemanfaatan media pembelajaran dan kurangnya penerapan model pembelajaran inovatif di kelas dalam proses pembelajaran.
- Guru belum terbiasa melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi HOST (higher order thinking Skills). Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, peserta didik harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 dengan metod model pembelajaran berbasis masalah dan penemuan konsep suatu materi.
Praktik baik ini perlu dibagikan agar seluruh pendidik bergerak bersama untuk melakukan model pembelajaran inovatif yang sesuai implementasi kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka baik dengan model pembelajaran Discovery/Inquiry Learning, model Problem-based Learning (PBL), maupun model Project based Learning (PJBL). Diharapkan dengan model pembelajaran inovatif dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial, dan mengembangkan rasa keingintahuan sehingga peserta didik lebih nyaman dan merdeka sesuai kodrat dan zamannya.
Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini adalah sebagai peneliti dalam mengidentifikasi permasalahan yang terjadi selama proses belajar mengajar di kelas IX dan mencari solusi dari permasalahan tersebut.
Setelah meneliti dan menemukan solusi dengan memilih model pembelajaran yang inovatif yang sesuai dengan karakter materi pembelajaran (memilih model Pembelajaran berbasis masalah/ PBL). Saya juga bertanggung jawab untuk melaksanakan metode dan model pembelajaran Bahasa Indonesia yang inovatif tersebut di sekolah tempat saya bertugas sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik. Selain itu, peneliti juga membuat materi ajar dan media ajar yang menggunakan TPACK dalam kegiatan pembelajaran.
Tantangan :
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat
Tantangan yang dihadapi adalah:
- Beberapa peserta didik masih kesulitan mengungkapkan pendapatnya karena keterbatasan bahasa formal juga kurangnya rasa percaya diri untuk berbicara di dalam kelompok diskusi mapun berbicara di depan kelas.
- Masih ada peserta didik yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi karena peserta didik yang dominan lebih pandai dan pintar yang banyak menyelesaikan diskusi kelompok tersebut.
- Peserta didik kurang percaya diri dengan hasil pekerjaan kelompok mereka.
Warga sekolah yang terlibat dalam aksi ini yaitu :
- Peserta didik kelas IX F sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran
- Rekan guru Bahasa Indonesia ( Yosef Dewa Lajar S.Pd) sebagai observer.
- Rekan Guru (Cristiofano Putra Kedang, S.Pd) sebagai wali kelas IX F yang ikut membantu mempersiapkan kelas.
- Rekan Guru (Simon Petrus Kua, S.Pd) sebagai juru kamera
- Kepala sekolah (Dra. Maria Yustina Luku) : sebagai koordinator dan pengawas dalam kegiatan PPL.
Aksi :
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
Langkah-langka yang dilakukan untuk menghadapi tantangan di atas adalah:
a) Berkaitan dengan model pembelajaran
Model pembelajaranyang saya gunakan adalah pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL). Saya memilih menggunakan model PBL ini karena dari hasil wawancara saya dengan (KristoforusLera, S.pd,M.Pd/ guru prestasi. Guru Penggerak/ 11/11/2022). Mengatakan Sebagian besar warga sekolah sudah nyaman dengan menggunakan pembelajaran konvensional yang cenderung LOST serta guru kurang termotivasi untuk belajar atau meningkatkan kemampuannya untuk mendalami pembelajaran HOST. Guru juga kurang membiasakan siswa berpikir tingkat tinggi.
Hasil wawancara saya dengan siswa Maria Lidya Surat/ Kls.9F/ 10/11/2022 "Mengatakan Kesulitan kami menulis cerpen ada pada kurangnya kosa kata yang kami miliki untuk menulis. Selain itu kami lebih senang menulis kembali karya orang lain. Kami juga sulit menulis kalimat dalam jumlah yang banyak".
Hasil dari kajian literatur yang saya temukan Model problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang menyajikan masalah sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran ini, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real word). Pembelajaran dengan model ini merupakan pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar” bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu terhadap pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik, sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan (Daryanto, 2014).
Pada saat aksi saya melaksanakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran PBL sebagai berikut:
1. Pendahuluan
Membuka kegiatan pembelajaran dengan berdoa, melakukan presensi, memberikan motivasi dan memberikan apersepsi tentang mengungkapkan pengalaman dalam bentuk cerpen dari sebuah video:
Kemudian peserta didik menjawab beberapa pertanyaan. Setelah itu saya menyampaikan tujuan pembelajaran serta menyepakati langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kompetensi.
2. Inti (sintak PBL)
Sintak 1: Orientasi peserta didik pada masalah
- Guru memberikan gambaran masalah kepada siswa yang harus diselesaikan secara berkelompok.
- Peserta didik menonton tanyangan video:
- Pada video di atas ada beberapa masalah yang muncul yakni:
- Pada bagian orientasi tidak adanya nama-nama tokoh. Yang muncul hanyalah tokoh pemuda, dua remaja putri, seorang remaja putra bersepeda, seorang ayah bersama anak perempuannya dan seorang yang buta.
- Ada sebuah batu yang terletak di tengah jalan, namun setiap orang yang lewat tidak ada satupun orang yang berniat untuk memindahkan batu itu ke pinngir jalan. Pada bagian konflik, ketika seorang anak perempuan hendak mengambil batu itu, namun ayahnya mencegahnya. Kisah berlanjut datanglah seorang buta mencari-cari batu itu dengan tongkatnya , setelah ditemukan ia memindahkan batu tersebut.
Sintak 2: Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
- Peserta didik membentuk kelompok heterogen yang terdiri dari 4-5 orang.
- Siswa menerima LKPD.
- Peserta didik mebaca dan memahami LKPD.
- Peserta didik dalam kelompok untuk menuliskan dan menanyakan permasalahan yang belum dipahami dari masalah yang disajikan dalam LK kepada guru. Peserta didik dalam kelompok lain dapat memberikan tanggapan, bila diperlukan guru memberikan bantuan komentar secara klasikal.
- Peserta didik berdiskusi tentang masalah yang ada pada ssinak 1.
Sintak 3: Membimbing penyelidikan secara individu atau kelompok.
- Peserta didik dalam kelompok mencari akar masalah mengapa para tokoh dalam video berjudul “Batu” tidak memiliki nama dan akar masalah dari mengapa sampai semua pelaku tidak mau memindahkan batu serta mengapa sampai seorang gadis buta mau memindahkan batu tersebut.
- Peserta didik dalam kelompok mencari beberapa alternatif solusi untuk memecahkan dua masalah di atas.
- Peserta didik dalam kelompok memutuskan salah satu solusi yang digunakan untuk memecahkan masalah di atas.
- Peserta didik dalam kelompok menjelaskan alasan mengapa memilih solusi tersebut untuk menyelesaikan masalah di atas!
Sintak 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
- Peserta didik dalam kelompok menggunakan solusi yang dipilih dengan memberikan nama pada setiap pelaku sesuai dengan pengalamannya untuk mengatasi masalah yang pertama.
- Peserta didik dalam kelompok menggunakan solusi yang dipilih dengan menentukan salah satu tokoh yang berani memindahkan batu di tengah jalan itu dan hasilnya tidak ada orang yang terantuk jatuh dan menjadi buta. Sementara solusi untuk gadis buta itu adalah setelah menyetuh batu itu ia akhirnya dapat melihat kembali.
- Solusi semua di atas digunakan oleh peserta didik untuk menyusun kerangka cerpen dengan memperhatikan struktur teks cerpen dan menggunakan kosa kata yang kreatif.
- Kerangka cerpen yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya dikembangkan oleh peserta didik dalam kelompok menjadi sebuah cerpen
- Masing-masing kelompok membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas
- Hasil pekerjaannya ditempelkan di depan kelas
Sintak 5: Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
- Guru membimbing peserta didik menganalisis :
- Apakah solusi yang dipilih dengan memberikan nama pada setiap pelaku sesuai dengan pengalamannya untuk mengatasi masalah yang pertama?
- Apakah menggunakan solusi yang dipilih dengan menentukan salah satu tokoh yang berani memindahkan batu di tengah jalan itu dan hasilnya tidak ada orang yang terantuk jatuh dan menjadi buta. Sementara solusi untuk gadis buta itu adalah setelah menyetuh batu itu ia akhirnya dapat melihat kembali untuk mengatasi masalah yang kedua?
- Guru dan peserta didik menetapkan satu solusi yang tepat dan sesuai dengan masalah.
3. Penutup
- Peserta didik dan guru membuat kesimpulan/ rangkuman hasil pembelajaran.
- Peserta didik dan guru melakukan refleksi pembelajaran.
- Guru memberikan apresiasi terhadap keaktifan peserta didik selama kegiatan pembelajaran.
b) Berkaitan dengan materi ajar dan media ajar
Saya menggunakan bahan ajar berupa PPT dan video pembelajaran dengan materi Struktur cerpen, Aspek Kebahasaan Teks Cerpen, Menulis Cerpen dan menceritakan secara lisan cerpen. LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) untuk mengukur ketercapain belajar peserta didik. Saya juga menggunaakan video dari Youtube:
yang ditampilkan lewat LCD proyektor dengan berbasis TPACK sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan dan dapat meningkatkan minat belajar peserta didik.
c) Berkaitan dengan penilaian
Saya juga menggunakan lembar penilaian untuk menilai:
- Penilaian Sikap menggunakan Teknik Observasi sedangkan alat penilaian pedoman observasi.
- Penilaian Proses menggunakan teknik observasi sedangkan alat penilaian adalah pedoman observasi.
- Penilaian Hasil Pembelajaran menggunakan teknik penugasan sedangkan alat penilaiannya adalah rubrik penilaian.
d) Berkaitan dengan tantangan dalam proses pembelajaran
- Beberapa peserta didik masih kesulitan mengungkapkan pendapatnya karena keterbatasan bahasa formal juga kurangnya rasa percaya diri untuk berbicara di dalam kelompok diskusi mapun berbicara di depan kelas. Langkah-langkah yang dilakukan adalah memberikan motivasi kepada peserta didik yang kesulitan memberi pendapat agar dapat menyampaikan pendapatnya dengan menggunakan bahasa yang bebas atau bahasa keseharian mereka. Sedangkan untuk anggota kelompoknya yang lain saya arahkan agar sesederhana apapun pendapat teman harus diberi apresiasi serta mau didengar pendapat temannya. Saya juga mendampingi dan memberikan contoh kepada peserta didik baik individu maupun kelompok bagaimana cara mempresentasikan hasil laporan kelompok dan tetap memberikan semangat dan apresiasi kepada peserta didik atau kelompok yang sudah tampil. (Sesuai sintaks 2, 3 dan 4)
- Masih ada peserta didik yang kurang aktif dalam kegiatan diskusi karena peserta didik yang dominan lebih pandai dan pintar yang banyak menyelesaikan diskusi kelompok tersebut. Langkah-langka yang dilakukan adalah Saya lebih intens lagi dalam membimbing peserta didik yang belum memahami tugas yang akan dilakukan, agar peserta didik yang masih pasif dalam kegiatan diskusi dapat berperan aktif di kelompoknya. Cara sederhana yang saya lakukan adalah mengajukan pertanyaan terkait masalah yang dibahas dalam kelompoknya. (Sesuai sintaks 3)
- Peserta didik kurang percaya diri dengan hasil pekerjaan kelompok mereka. Langkah-langka yang dilakukan adalah memberikan pujian kepada kelompok maupun individu bahwa hasil pekerjaan mereka sangat baik. Mereka sudah mampu menulis cerpen dengan bahasa sendiri dan sesuai dengan pengalaman hidup mereka. Mereka harus berbangga karena dapat menghasilkan karya sendiri dibandingkan dengan mengambil karya orang lain. Karay mereka ini sudah layak dimuat di media sosial. (sesuai kegiatan penutup).
Refleksi Hasil dan dampak
Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
Dampak dari penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dapat membuat pemahaman peserta didik lebih baik dan peserta didik lebih termotivasi terhadap materi mengungkapkan pengalaman dan gagasan dalam bentuk cerita pendek dengan memperhatikan struktur dan aspek kebahasaan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Nubatukan.
Peserta didik bersemangat dan tidak cepat bosan dalam pembelajaran, karena pada saat pembelajaran peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok serta perkelompok menjawab soal yang diberikan oleh pendidik. Hasil karya peserta yang didapatkan selama proses pembelajaran sangat efektif karena pemilihan model dan media pembelajaran sudah sesuai dengan materi pembelajaran. Hasil karya peserta didik berupa teks cerpen ini dipajang di depan kelas dan juga dibagikan di media sosial Facebook.
Dalam proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan langkah-langkah tersebut respon dari lingkungan sekitar yaitu teman sejawat dan kepala sekolah memberikan respon positif. Faktor yang menunjukkan bahwa model pembelajaran yang telah dilakukan berhasil adalah dengan pemahaman peserta didik dalam belajar dan hasil belajar. Oleh karena itu, dengan Model PBL yang dipadukan dengan pemanfaatan TPACK dan media pembelajaran yang menarik, akan meningkatkan hasil belajar peserta didik.
0 Response to "Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran"
Post a Comment